Sunday, 25 December 2016

Metode Penelitian Eksperimen

A.       Definisi Metode Penelitian Eksperimen
Dilihat dari tingkat kealamiahan (setting) tempat penelitian, metode penelitian dibagi menjadi 3, yang salah satunya adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang dilakukan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. (Sugiyono:107)
Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif sehingga mempunyai kelompok kontrol. Dalam eksperimen fisika, penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel yang mempengaruhi dapat di jaga tetap. Berbeda dengan penelitian sosial khususnya pendidikan, desain eksperimen yang digunakan akan sulit untuk mendapatkan hasil yang akurat, karena ada variabel dari luar yang sulit dikontrol.
Contoh(Sugiyono: 108): mencari pengaruh metode mengajar kontekstual terhadap kecepatan pemahaman murid dalam pelajaran matematika.
Untuk mencari hal tersebut perlu dibandingkan antara sebelum menerapkan metode mengajar konstekstual dan setelah menerapkan metode mengajar kontekstual atau dengan membandingkan kelas yang menerapkan metode mengajar kontekstual dengan kelas yang menerapkan metode lain. Tetapi, pada kenyataanya, kecepatan pemahaman murid tidak hanya dipengaruhi oleh mtode mengajar saja, tetapi bisa juga dipengaruhi oleh variabel lain , misalnya: IQ, pengalaman, gaya belajar, peran guru, dll. Sehingga untuk menentukan seberapa besar pengaruh metode mengajar kontekstual terhadap kecepatan pemahaman murid akan sulit dilakukan.

B.      Karakteristik Penelitian Eksperimen
1.      Manipulasi variabel
2.      Kontrol
3.      Penugasan random
4.      Perlakuan atau treatment
C.       Langkah-Langkah penelitian eksperimen
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian eksperimen
1.        Melakukan tinjauan literature, terutama yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
2.        Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian.
3.        Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian.
4.        Menyusun rencana eksperimen, yang biasanya mencakup:
a.   Menentukan variable bebasdan variable terikat (independent and dependent variables), yakni variabel yang akan di ukur perubahannya setelah adanya intervensi atau perlakuan.
b.    Memilih design atau model eksperimen yang akan digunakan.
c.   Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian
d.   Menyusun metode atau model eksperimen dan alat ukur
e.    Menyusun outline prosedur pengumpulan data
f.     Menyusun hipotesis statistic
5.        Melakukan pengumpulan data tahap pertama (pretest).
6.        Melakukan eksperimen atau percobaan
7.        Mengumpulkan data tahap kedua (posttest).
8.        Mengolah dan menganalisis data
9.        Menyusun laporan
Pada umumnya penelitian eksperimen ini hanya menggunakan sampel yang relative kecil, bila dibandingkan dengan besarnya populasi. Oleh karena itu, hasil penelitian eksperimen diolah dan di analisis dengan uji statistik yang cermat sehingga dapat dilakukan generalisasi yang memadai.
D.          Desain Penelitian Eksperimen
Beberapa bentuk design eksperimen menurut Sugiono dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan:
1.      Pre-Experimental Design (non designs)
Desain ini masih memiliki variable luar yang berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen.Variabel-variabel tersebut sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian jenis ini rendah. Pada desain ini tidak ada variable kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.
a.       One-Shot Case Study
Pada desain eksperimen ini, suatu kelompok diberi perlakuan/treatment kemudian hasilnya diobservasi. Treatment disini sebagai variable independen dan hasilnya sebagai variable dependen.
Contoh :Pengaruh ruang ber-AC terhadap daya tahan belajar murid
Pengaruh ruang ber-AC terhadap daya tahan belajar diukur dengan membandingkan daya tahan sebelum dan  daya tahan belajar setelah menggunakan AC. (Sugiyono : 110)
b.      One-Group pretest-posttest design
Pada desain ini terdapat pretest sebelum diberikan perlakuan, sehingga dapat membandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan.
c.       Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok dimana setengah dari kelompok diberi perlakuan dan setengah kelompok tidak diberiperlakuan (kelompokkontrol).
Contoh : pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar murid dalam pelajaran praktek mengelas pada SMK (Sugiono : 111)
Terdapat empat kelas, dua kelas diberi pelajaran dengan metode demonstrasi dan duakelas dengan metode ceramah. Setelah 3 bulan, prestasi belajar diukur. Bila metode demonstrasi lebih tinggi dibandingkan metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran mengelas.
2.      True experimental design
Artinya eksperimen yang betul-betul karena peneliti dapat mengontrol setiap variabel luar yang mempengaruhi proses eksperimen. Ciri true experimental adalah sampel yang diambil baik sebagai kelompok diambil secara random dari populasi tertentu. 2 bentuk desain true experimental:
a.       Postest-Only Control Design


Dalam desain ini terdapat 2 kelompok yang dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan X yaitu kelompok eksperimen dan kelompok lainnya tidak diberi perlakuan yaitu kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan adalah (O1 : O2). Pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda menggunakan statistik t-test.
b.      Pretest-Posttest Control Group Design

    Dalam desain ini terdapat 2 kelompok yang dipilih secara random (R). Kedua kelompok ini diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
               3. Quasi Experimental Design
Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol yang tidak dapat benar-benar mengontrol variabel luar yang mempengaruhi proses eksperimen. Dua bentuk desain quasi experimen
a.       Time series design
Kelompok untuk penelitian tidak dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompo diberi pretest sampai 4 kali untuk mendapat kejelasan atau kestabilan kelompok sebelum diberi perlakuan. Setelah itu baru diberi perlakuan (treatment). Desain ini hanya perlu satu kelompok saja, sehingga kelompok kontrol tidak ada. 



b.      Nonequivalent Control group design
Pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random.Contoh : pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan sekolah.
Dipilih 1 kelompok karyawan. Setengah dari kelompok karyawan tersebut diberi perlakuan senam setiap pagi dan setengahnya lagi tidak diberi perlakuan. O1 dan O3 merupakan derajat kesehatan karyawan sebelum diberi perlakuan. O2 derajat kesehatan karyawan setelah diberi perlakuan. O4 adalah derajat kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan. Hasil dari penelitian untuk mengetahui pengaruh senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan (O2 – O1) – (O4 – O3). (Sugiyono: 116)
E. Penutup
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwaMetode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang dilakukan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. (Sugiyono:107). Metode penelitian ini terbagi kedalam beberapa desain yaitu :
1.      Pre-Experimental Design (non designs)
2.      True experimental design
3.      Factorial Design
4.      Quasi Experimental Design
F.      Daftar Pustaka :
Ari Kunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka cipta
- Creswell, John W. (2012). Educational Research Planning Conducting and Evaluating Quantitative and Qualitative Research - 4th Ed. America: Pearson
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Alfabeta
- Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensidan Praktiknya. Yogyakarta: Bumiaksara

No comments:

Post a Comment