Dilihat dari
tingkat kealamiahan (setting) tempat penelitian, metode penelitian dibagi menjadi
3, yang salah satunya adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang dilakukan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.
(Sugiyono:107)
Metode
eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif sehingga mempunyai kelompok
kontrol. Dalam eksperimen fisika, penelitian dapat menggunakan desain
eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel yang
mempengaruhi dapat di jaga tetap. Berbeda dengan penelitian sosial khususnya
pendidikan, desain eksperimen yang digunakan akan sulit untuk mendapatkan hasil
yang akurat, karena ada variabel dari luar yang sulit dikontrol.
Contoh(Sugiyono: 108): mencari pengaruh
metode mengajar kontekstual terhadap kecepatan pemahaman murid dalam pelajaran
matematika.
Untuk mencari
hal tersebut perlu dibandingkan antara sebelum menerapkan metode mengajar
konstekstual dan setelah menerapkan metode mengajar kontekstual atau dengan
membandingkan kelas yang menerapkan metode mengajar kontekstual dengan kelas
yang menerapkan metode lain. Tetapi, pada kenyataanya, kecepatan pemahaman
murid tidak hanya dipengaruhi oleh mtode mengajar saja, tetapi bisa juga
dipengaruhi oleh variabel lain , misalnya: IQ, pengalaman, gaya belajar, peran
guru, dll. Sehingga untuk menentukan seberapa besar pengaruh metode mengajar
kontekstual terhadap kecepatan pemahaman murid akan sulit dilakukan.
B. Karakteristik
Penelitian Eksperimen
1.
Manipulasi variabel
2.
Kontrol
3.
Penugasan random
4.
Perlakuan atau treatment
C.
Langkah-Langkah
penelitian eksperimen
Langkah-langkah yang
dilakukan dalam melakukan penelitian eksperimen
1.
Melakukan tinjauan literature, terutama
yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
2.
Mengidentifikasi dan membatasi masalah
penelitian.
3.
Merumuskan hipotesis-hipotesis
penelitian.
4.
Menyusun rencana eksperimen, yang
biasanya mencakup:
a. Menentukan
variable bebasdan variable terikat (independent
and dependent variables), yakni variabel yang akan di ukur perubahannya
setelah adanya intervensi atau perlakuan.
b. Memilih
design atau model eksperimen yang akan digunakan.
c. Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian
d. Menyusun
metode atau model eksperimen dan alat ukur
e. Menyusun outline prosedur pengumpulan data
f. Menyusun
hipotesis statistic
5.
Melakukan pengumpulan data tahap pertama
(pretest).
6.
Melakukan eksperimen atau percobaan
7.
Mengumpulkan data tahap kedua (posttest).
8.
Mengolah dan menganalisis data
9.
Menyusun laporan
Pada umumnya penelitian eksperimen ini hanya
menggunakan sampel yang relative kecil, bila dibandingkan dengan besarnya
populasi. Oleh karena itu, hasil penelitian eksperimen diolah dan di analisis
dengan uji statistik yang cermat sehingga dapat dilakukan generalisasi yang
memadai.
D.
Desain
Penelitian Eksperimen
Beberapa bentuk design eksperimen menurut Sugiono dalam
bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan:
1.
Pre-Experimental
Design (non designs)
Desain
ini masih memiliki variable luar yang berpengaruh terhadap terbentuknya
variable dependen.Variabel-variabel tersebut sulit dikontrol, sehingga validitas
internal penelitian jenis ini rendah. Pada desain ini tidak ada variable kontrol
dan sampel tidak dipilih secara random.
a.
One-Shot
Case Study
Pada
desain eksperimen ini, suatu kelompok diberi perlakuan/treatment kemudian hasilnya diobservasi. Treatment disini sebagai variable independen dan hasilnya sebagai
variable dependen.
Contoh :Pengaruh ruang ber-AC terhadap daya tahan belajar
murid
Pengaruh
ruang ber-AC terhadap daya tahan belajar diukur dengan membandingkan daya tahan
sebelum dan daya tahan belajar setelah menggunakan
AC. (Sugiyono : 110)
b.
One-Group
pretest-posttest design
Pada
desain ini terdapat pretest sebelum diberikan perlakuan, sehingga dapat membandingkan
keadaan sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan.
c.
Intact-Group
Comparison
Pada
desain ini terdapat satu kelompok dimana setengah dari kelompok diberi perlakuan
dan setengah kelompok tidak diberiperlakuan (kelompokkontrol).
Contoh
: pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar murid dalam pelajaran praktek
mengelas pada SMK (Sugiono : 111)
Terdapat
empat kelas, dua kelas diberi pelajaran dengan metode demonstrasi dan duakelas dengan
metode ceramah. Setelah 3 bulan, prestasi belajar diukur. Bila metode demonstrasi
lebih tinggi dibandingkan metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif
untuk pembelajaran mengelas.
2. True
experimental design
Artinya eksperimen yang betul-betul
karena peneliti dapat mengontrol setiap variabel luar yang mempengaruhi proses
eksperimen. Ciri true experimental adalah sampel yang diambil baik sebagai
kelompok diambil secara random dari populasi tertentu. 2 bentuk desain true experimental:
a. Postest-Only
Control Design
Dalam
desain ini terdapat 2 kelompok yang dipilih secara random (R). Kelompok pertama
diberi perlakuan X yaitu kelompok eksperimen dan kelompok lainnya tidak diberi
perlakuan yaitu kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan adalah (O1
: O2). Pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji beda menggunakan
statistik t-test.
b. Pretest-Posttest
Control Group Design
Dalam
desain ini terdapat 2 kelompok yang dipilih secara random (R). Kedua kelompok ini diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
3. Quasi Experimental Design
Bentuk
desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit
dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol yang tidak dapat benar-benar
mengontrol variabel luar yang mempengaruhi proses eksperimen. Dua bentuk desain quasi experimen
a.
Time series design
Kelompok untuk penelitian tidak
dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompo diberi pretest sampai
4 kali untuk mendapat kejelasan atau kestabilan kelompok sebelum diberi
perlakuan. Setelah itu baru diberi perlakuan (treatment). Desain ini hanya
perlu satu kelompok saja, sehingga kelompok kontrol tidak ada.
b. Nonequivalent
Control group design
Pada
desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara
random.Contoh : pengaruh
perlakuan senam pagi terhadap
derajat kesehatan karyawan sekolah.
Dipilih 1 kelompok karyawan. Setengah dari kelompok
karyawan tersebut diberi perlakuan senam setiap pagi dan setengahnya lagi tidak
diberi perlakuan. O1 dan O3 merupakan derajat kesehatan
karyawan sebelum diberi perlakuan. O2 derajat kesehatan karyawan
setelah diberi perlakuan. O4 adalah derajat kesehatan karyawan yang
tidak diberi perlakuan. Hasil dari penelitian untuk mengetahui pengaruh senam
pagi terhadap derajat kesehatan karyawan (O2 – O1) – (O4
– O3). (Sugiyono:
116)
E. Penutup
Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwaMetode penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang dilakukan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.
(Sugiyono:107). Metode penelitian
ini terbagi kedalam beberapa desain yaitu :
1.
Pre-Experimental
Design (non designs)
2. True
experimental design
3.
Factorial
Design
4.
Quasi Experimental Design
F.
Daftar
Pustaka :
- Ari Kunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka
cipta
- Creswell, John
W. (2012). Educational Research Planning
Conducting and Evaluating Quantitative and Qualitative Research - 4th
Ed. America: Pearson
- Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Alfabeta
- Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensidan Praktiknya. Yogyakarta: Bumiaksara
- Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensidan Praktiknya. Yogyakarta: Bumiaksara
No comments:
Post a Comment