Monday, 26 December 2016

ANOVA dan MANOVA

Hah? Anova dan Manova? Apa sih mereka itu?
Untuk teman-teman yang sudah semester atas pasti sering mendengar kata tadi hehe. Liat slide berikut yuk untuk mengingatkan kembali

Struktur Organisasi Laboratorium SMP

Menurut Permendiknas No. 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah, ada 3 tenaga laboratorium yaitu Kepala Laboratorium, Teknisi Laboratorium dan tenaga Laboran, dengan kompetensi dan sub kompetensinya masing-masing
Cek slide berikut yuk kalau ingin tahu lebih lebih lengkap mengenai tupoksi tenaga laboratorium...

Arus AC



Menjelang akhir abad-19, terdapat perdebatan tentang apakah arus searah atau bolak-balik yang digunakan untuk menghantarkan listrik ke konsumen Amerika Serikat. Pembela penggunaan arus searah yaitu Thomas Edison dan pembela penggunaan arus bolak-balik yaitu Nikola Tesla dan George Westinghouse. Pada 1893, arus bolak-balik dipilih untuk menerangin World Columbian Exposition di Chicago, Amerika Serikat, dan kontrak diberikan kepada Westinghouse untuk menghantarkan arus bolak-balik yang dibangkitkan dari Air Terjun Niagara ke rumah dan pabrik di Amerika Serikat.
Arus bolak-balik memiliki keunggulan utama yaitu menghindari kerugian energi dalam bentuk kalor Joule saat disalurkan dalam jarak jauh dengan cara menyalurkannya pada tegangan yang tinggi dan arus rendah. Tegangan yang tinggi dan arus yang rendah ini dapat diubah ke tegangan yang lebih rendah dan ke arus yang lebih tinggi hampir tanpa kehilangan energi dalam penggunaan sehari-hari. Lebih dari 99% energi yang digunakan sekarang dihasilkan dari generator listrik dalam bentuk arus bolak-balik. Arus bolak-balik dihasilkan dengan induksi magnetik dalam generator AC. 
Ingin tau lebih lengkapnya tentang arus AC? Check this out sist!


Daftar Pustaka
Drajat. 2009. Fisika: untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Saripudin, Aip. 2009. Praktis Belajar Fisika. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Siswanto. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suharyanto, dkk. 2009. Fisika. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tipler, P.A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta: Erlangga
 

Eksperimen Listrik Statis Sederhana


LISTRIK STATIS
1.      Tujuan
Menentukan jumlah elektron yang berpindah saat interaksi dua benda bermuatan
2.      Dasar Teori
Dalam ilmu Fisika, kelistrikan dibagi menjadi dua bagian, yaitu listrik statis dan listrik dinamis. Listrik statis mempelajari muatan listrik dalam keadaan diam. Benda-benda yang kita kenal di sekeliling kita pada umumnya yaitu benda bermuatan netral. Ini berarti jumlah muatan positif dan negatif di dalamnya sama. Karena setiap benda terdiri dari atom, maka dengan demikian jumlah muatan elektron akan sama dengan inti atom yang bermuatan positif. Menurut Rutherford, atom pembentuk benda tersusun dari sejumlah proton bermuatan positif yang terkonsentrasi di inti dan sejumlah elektron bermuatan negatif menempati sejumlah kulit lintasan yang mengelilingi inti. Benda netral adalah benda yang pada setiap atomnya, jumlah proton sama dengan jumlah elektron.

Model struktur atom Rutherford
Pada saat suatu benda berinteraksi dengan benda yang lain maka hanya elektron-elektron yang  yang berada pada posisi terluar yang terlibat dalam interaksi tersebut. Jika elektron terluar lepas, maka jumlah proton (bermuatan positif) lebih besar dari jumlah elektron sehingga atom menjadi bermuatan positif. Bisa dikatakan juga, benda menjadi bermuatan positif. Sebaliknya, apabila ada elektron yang masuk menempati kulit lintasan, maka jumlah elektron lebih banyak dari jumlah proton, akibatnya atom bermuatan negatif. Bisa dikatakan juga, benda menjadi bermuatan negatif. Adanya perpindahan muatan (elektron) dari benda satu ke benda yang lain merupakan implikasi dari hukum kekekalan muatan, artinya pada saat terjadi interaksi antara dua benda, tidak menciptakan muatan listrik baru namun prosesnya merupakan perpindahan muatan dari satu benda ke benda yang lain.
Elektron disebut sebagai satuan dasar muatan listrik, karena elektron yang menentukan muatan pada benda tersebut. Muatan yang berpindah selalu n buah elektron atau nilainya kelipatan bilangan bulat dari satuan dasar muatan (elektron) yang disebut kuantisasi muatan listrik.


3.      Prosedur Eksperimen
a.       Menyiapkan alat dan bahan.
b.      Menyusun alat dan bahan seperti pada gambar di bawah ini.

c.       Memotong kertas mika menjadi ukuran 30cm x 3 cm sebanyak dua buah.
d.      Menimbang masing-masing lembar kertas mika yang sudah dipotong menggunakan neraca Ohauss.
e.       Mengikat ujung kedua mika dengan tali nilon lalu menggantungkannya pada statif.
f.       Memasang penggaris di ujung bawah kedua mika yang digantung.
g.      Menggosok kedua mika (bagian dalam) menggunakan kain sutera sebanyak 1 kali.
h.      Mengamati besarnya simpangan kedua mika dengan melihat selisih ujung kedua mika pada mistar.
i.        Menetralkan muatan kedua mika dengan cara didiamkan beberapa saat sampai posisi kedua mika berada pada keadaan seimbang.
j.        Mengulangi langkah g sampai i sebanyak 3 kali.
k.      Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

4.      Alat dan Bahan
No
Nama alat dan bahan
Jumlah
Spesifikasi
1
Dasar statif
1

2
Kaki statif
1

3
Batang statif pendek
1

4
Batang statif panjang
1

5
Klem universal
2

6
Tali nilon
Secukupnya

7
Kain sutera
1

8
Mistar
1
Panjang 50 cm
9
Kertas mika
1 lembar
Berwarna
10
Neraca Ohauss
1


5.      Data Eksperimen
Massa satu lembar kertas mika = 1,34 gram
l (panjang kertas mika) = 30 cm
g = 9,8 m/s2
e = 1,602 x 10-19 C
No
d1 (cm)
d2 (cm)
d3 (cm)
1
34,4
30,4
4
2
30,8
35,3
4,5
3
35
31,5
4,5
           

            Pengolahan Data



6.      Analisis Kesimpulan
Pada percobaan tersebut, ketika kedua mika digosok dengan kain sutra yang sama, ada interaksi antara mika dengan kain sutra. Diantara kedua benda tersebut, terjadi perpindahan elektron yang menyebabkan mika menjadi bermuatan. Kedua mika diperlakukan sama, sehingga kedua mika memiliki jenis dan besar muatan yang sama.
Karena kedua mika tersebut bermuatan dan jenis muatan yang dimilikinya sama, kedua mika mengalami gaya coulomb dan bergerak saling tolak-menolak. Jika besar muatan kedua mika sama, maka besar gaya coulomb yang dialami akan memiliki besar yang sama. Gaya coulomb tersebut menyebabkan kedua mika terpisah pada jarak tertentu.
Dengan mengetahui jarak antara mika tersebut, maka gaya coulomb yang dialami oleh kedua mika dapat diketahui, sehingga besar muatan mika juga dapat diketahui. Apabila besar muatan mika diketahui, banyak elektron yang berpindah akan diketahui pula.
Pada percobaan yang telah dilakukan (secara berulang), diperoleh banyaknya elektron yang berpindah antara salah satu mika dengan kain sutra pada percobaan tersebut adalah 9,46 x 1010 elektron.
7.      Referensi
Tipler, P.A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta: Erlangga